Sabtu, 26 Oktober 2013

Perbedaan Mitos, Legenda, dan Cerita Rakyat

1.    MITOS

Menurut Wikipedia, Mitos adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan kisah berlatar masa lampau, mengandung penafsiran tentang alam semesta dan keberadaan makhluk di dalamnya, serta dianggap benar-benar terjadi oleh yang empunya cerita atau penganutnya. 
Pelaku utama dalam mitos biasanya  adalah para dewa, manusia, makhluk gaib dan pahlawan supranatural. Mitos dapat timbul sebagai catatan peristiwa sejarah yang terlalu dilebih-lebihkan. Keberadaan mitos erat kaitannya dengan ajaran adat istiadat bagi masyarakat tradisional yang bisa kualat jika dilanggar, sehingga segala sesuatunya diperlakukan dengan hati-hati.
Masyarakat modern menganggap mitos sebagai hal yang takhayul (kepercayaan rakyat) atau mustahil akan terjadi dan mengalihkan kepercayaan tersebut karena teknologi yang semakin canggih. Namun setiap mitos pasti mempunyai alasan logis tersendiri. Mungkin cara penyampaiannya saja yang kurang tepat.

Contoh mitos :

Ù  Adanya pelangi berarti ada bidadari yang sedang mandi.
Sebenarnya pelangi bermula ketika cahaya matahari melewati sebuah tetes hujan yang kemudian dibelokkan atau dibiaskan menuju tengah tetes hujan tersebut yang memisahkan cahaya putih itu menjadi sebuah warna spectrum. Akibatnya cahaya tampak melengkung menjadi kurva warna yang disebut sebagai pelangi.

Ù  Tidak boleh duduk di depan pintu, nanti akan susah jodoh.
Tentu saja kita harus duduk pada tempatnya. Selain duduk di depan pintu itu tidak sopan, juga menghalangi jalan.

Ù  Tidak boleh memakai baju warna hijau saat di pantai Parangtritis, nanti akan menjadi tumbal Nyi Roro Kidul.
Mitos ini sangat diakui kebenarannya oleh banyak orang karena sudah banyak korban.


2.    LEGENDA

Menurut Wikipedia, Legenda adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh yang mempunyai cerita sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi.
Oleh karena itu, legenda sering kali dianggap sebagai "sejarah" namun tidak dianggap suci. Legenda sudah banyak yang ceritanya jauh dari kisah aslinya. Ini dikarenakan legenda bukan cerita tersurat (tertulis), jadi banyak orang yang melebih-lebihkan cerita tersebut. Legenda bisa berupa cerita manusia, asal usul tempat, dan alam gaib.

Contoh legenda :

Pada waktu dulu, sebelum Danau Toba tercipta, daerah Toba masih terdiri dari sebuah gunung yang dikelilingi boleh sebuah lembah dengan aliran sungai yang sangat kecil.
Saat itu disana ada sorang pemuda yang bernama Toba dan kerjanya adalah memancing. Suatu hari Toba memancing ikan di aliran sungai tersebut, sudah seharian Toba memancing namun dia tidak ada mendapatkan seekor ikan. Dengan rasa putus asa karena matahari sudah mau terbenam Toba mencampakkan kailnya ke air yang paling dalam, tiba-tiba dia tersentak karena kailnya mendapatkan seekor ikan emas yang sangat besar. Dengan rasa bangga dia pun mengangkat ikan tersebut dan beranjak hendak pulang.
Tetapi Toba tersentak kaget mendengar suara merdu dari ikan emas tersebut “Jangan bawa aku ke rumahmu untuk di sembelih, tetapi taruhlah aku di dalam sebuah gubuk kecil di ladang, dan datanglah kesana setelah tiga hari”. Toba kaget melihat ikan itu bisa berbicara, dan dia pun menuruti perkataan ikan emas tersebut.
Setelah tiba waktunya tiga hari dia pun pergi ke gubuk tersebut. Toba tersentak kaget karena dia bukan menemukan seekor ikan emas di dalam gubuk tersebut, tetapi dia menemukan seorang gadis yang sangat cantik dengan rambut panjang bagaikan mayang terurai. Dengan perasaan kaget dan kagum akan kecantikan gadis tersebut Toba bertanya kepada gadis itu “Siapa gerangan kamu dan mengapa ada di pondokku ?“, gadis itu menjawab dengan lembut “aku bernama Nauli, Putri penguasa di dalam air, aku dititip oleh Dewata untuk manusia”.
Sebagai seorang pemuda Toba merayu gadis tersebut untuk mau menjadi istrinya. Gadis itu berkata “Aku mau menjadi istrimu tetapi dengan satu perjanjian. Kemelut apapun yang terjadi nanti di rumah tangga kita , kamu tidak boleh mengatakan bahwa aku adalah jelmaan dari seekor ikan, dan apabila kamu mengingkari janji tersebut, aku akan kembali wujud menjadi seekor ikan dan hidup kembali di dalam air”. Toba setuju dengan perjanjian tersebut dan mereka pun mendirikan sebuah rumah tangga dan tinggal di pondok tersebut.
Untuk kebutuhan hidup sehari-hari mereka bertani. Mereka hidup rukun dan damai. Setelah beberapa lama mereka dikaruniai seorang anak yang bernama Samosir.
Di suatu hari ketika anak mereka Samosir menghantarkan makanan ke ladang untuk bapaknya, Samosir terjatuh, dan makanan tersebut menjadi kotor dan bercampur debu. Samosir mengumpulkan makanan tesebut dan terus membawanya kepada ayahnya. Setelah sampai diladang, Samosir memanggil ayahnya untuk makan, tetapi dia takut untuk menceritakan apa yang dialaminya saat membawa makanan tersebut.
Ketika Ayahnya membuka makanan tersebut, dia kaget dan betul-betul marah melihat makanannya kotor dan bercampur debu. Diapun marah dan berkata kepada Samosir “dasar anak seekor ikan, bawa makanan saja tidak becus“, Samosir menangis mendengar amarah ayahnya dan langsung pulang ke rumah dan menceritakan hal ini kepada ibunya. Nauli merasa sedih mendengar laporan anaknya, Samosir. Dia pun ikut menangis. Nauli merasa bahwa suaminya Toba telah mengingkari janjinya. Dengan rasa sedih Nauli memeluk anaknya Samosir dan mengakui secara terus terang bahwa dia memang jelmaan dari seekor ikan.
Nauli menyuruh anaknya Samosir untuk pergi ke daratan yang paling tinggi, dan mengatakan kepada Samosir bahwa akibat dari janji yang telah di ingkari oleh ayahnya maka Nauli akan kembali wujud menjadi seekor ikan. Setelah Samosir berada tepat didaratan yang paling tinggi, Nauli berdoa kepada sang pencipta untuk mengembalikan wujudnya seperti semula, maka hujan pun turun sangat deras dan berlangsung sangat lama. Air pun meluap dan menenggelamkan tempat tinggal mereka, dan menjadi danau yang sangat besar. Nauli pun berubah wujud kembali menjadi seekor ikan. Danau tersebut adalah Danau Toba, dan dataran tinggi tempat Samosir berada adalah Pulau Samosir. (http://styleremaja.com/cerita-rakyat-legenda-danau-toba-dan-asal-usulnya.html)

3.    CERITA RAKYAT

            Cerita Rakyat adalah cerita yang mengisahkan tentang suatu kejadian di suatu tempat atau asal muasal suatu tempat yang dijadikan kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki masing-masing bangsa. Tokoh-tokoh yang dimunculkan dalam cerita rakyat umumnya diwujudkan dalam bentuk binatang, manusia maupun dewa.


Contoh Cerita Rakyat :

CERITA RAKYAT “ RORO JONGGRANG “
Alkisah pada zaman dulu kala, terbentuk satu buah kerajaan yang begitu besar yang dengan nama Prambanan. Rakyat Prambanan begitu damai serta makmur di bawah kepemimpinan raja yang dengan nama Prabu Baka. Kerajaan-kerajaan kecil pada wilayah sekitar Prambanan pun begitu tunduk serta menghormati kepemimpinan Prabu Baka.
Sementara itu di lain tempat, terdapat satu kerajaan yang tidak kalah besarnya sama kerajaan Prambanan, yaitu kerajaan Pengging. Kerajaan itu dikenal begitu arogan serta ingin selalu memperluas wilayah kekuasaanya. Kerajaan Pengging memelihara satu orang ksatria sakti yang dengan nama Bondowoso.
Dia memiliki senjata sakti yang dengan nama Bandung, hingga Bondowoso di kenal dengan sebutan Bandung Bondowoso. Selain memiliki senjata yang sakti, Bandung Bondowoso pun memiliki bala tentara berupa Jin. Bala tentara itu yang digunakan Bandung Bondowoso membantunya untuk menyerang kerajaan lain selanjutnya memenuhi segala keinginannya.
Sampai suatu saat, Raja Pengging yang arogan memanggil Bandung Bondowoso. Raja Pengging tersebut lalu memerintahkan Bandung Bondowoso untuk menyerang Kerajaan Prambanan. Keesokan harinya Bandung Bondowoso memanggil balatentaranya yang dalam bentuk Jin untuk berkumpul, serta langsung berangkat menuju Kerajaan Prambanan.
Setibanya di Prambanan, mereka lantas menyerbu masuk ke dalam istana Prambanan. Prabu Baka serta pasukannya kalang kabut, dikarenakan mereka kurang persiapan. Akhirnya Bandung Bondowoso sukses menduduki Kerajaan Prambanan, serta Prabu Baka tewas dikarenakan terkena senjata Bandung Bondowoso.
Kemenangan Bandung Bondowoso sama pasukannya disambut gembira sama Raja Pengging. Lalu Raja Pengging pun mengamanatkan Bandung Bondowoso buat menempati Istana Prambanan serta mengurus segala isinya,termasuk keluarga Prabu Baka.
Pada saat Bandung Bondowoso berada di Istana Kerajaan Prambanan, ia melihat salah satu wanita yang begitu cantik jelita. Wanita itu ialah Roro Jonggrang, putri dari Prabu Baka. Ketika melihat Roro Jonggrang, Bandung Bondowoso mulai jatuh hati. Dengan tiada berpikir panjang lagi, Bandung Bondowoso lantas memanggil serta melamar Roro Jonggrang.
“ Wahai Roro Jonggrang, maukah seandainya kamu jadi permaisuriku? ”
Tanya Bandung Bondowoso terhadap Roro Jonggrang.
Mendengar pertanyaan yang ada di Bandung Bondowoso itu, Roro Jonggrang hanya terdiam serta tampak bingung. Sebenarnya ia begitu membenci Bandung Bondowoso, dikarenakan sudah membunuh ayahnya yang begitu dicintainya. Tapi di sisi lain, Roro Jonggrang merasa takut menolak lamaran Bandung Bondowoso. Akhirnya sesudah berfikir sejenak, Roro Jonggrang pun mendapatkan satu cara agar Bandung Bondowoso tak jadi menikahinya.
“ Baiklah, aku menerima lamaranmu. Namun setelah kamu selesai mengabulkan satu syarat dariku “, jawab Roro Jonggrang.
“ Apakah syaratmu tersebut Roro Jonggrang? “, tanya Bandung Bandawasa.
“ Buatkan aku seribu candi serta dua buah sumur dalam waktu satu malam “, jawab Roro Jonggrang.
Mendengar syarat yang diajukan Roro Jonggrang itu, Bandung Bondowoso pun lantas menyetujuinya. Dia merasa bahwa hal itu merupakan syarat yang begitu mudah baginya, dikarenakan Bandung Bondowoso memiliki balatentara Jin yang begitu banyak.
Pada malam harinya, Bandung Bandawasa mulai mengumpulkan balatentaranya. Dalam waktu sekejap, balatentara yang dalam bentuk Jin itu datang. Sesudah mendengar perintah yang berasal dari Bandung Bondowoso, para balatentara tersebut lantas membangun candi serta sumur dengan begitu cepat.
Roro Jonggrang yang menyaksikan pembangunan candi mulai gelisah dan ketakutan, karena dalam dua per tiga malam, tinggal tiga buah candi dan sebuah sumur saja yang belum mereka selesaikan.
Roro Jonggrang lalu berpikir keras, mencari cara supaya Bandung Bondowoso tak bisa memenuhi persyaratannya.
Sesudah berpikir keras, Roro Jonggrang kemudian mendapatkan jalan keluar. Dia bakal membikin suasana jadi seperti pagi,hingga para Jin itu menghentikan pembuatan candi.
Roro Jonggrang secepatnya memanggil seluruhnya dayang-dayang yang berada di istana. Dayang-dayang itu diberi tugas Roro Jonggrang buat membakar jerami, membunyikan lesung, juga menaburkan bunga yang berbau semerbak mewangi.
Mendengar amanat yang berasal dari Roro Jonggrang, dayang-dayang lekas membakar jerami. Tidak lama kemudian langit tampak kemerah merahan, serta lesung pun mulai dibunyikan. Bau harum bunga yang disebar jadi tercium, selanjutnya ayam pun mulai berkokok.
Melihat langit memerah, bunyi lesung, serta bau harumnya bunga itu, kemudian balatentara Bandung Bondowoso mulai pergi meninggalkan pekerjaannya. Mereka berfikir hari telah mulai pagi, selanjutnya mereka pun mesti pergi.
Melihat Balatentaranya pergi, Bandung Bondowoso berteriak: Hai balatentaraku, hari belum pagi. Kembalilah buat merampungkan pembangunan candi ini !!!
Para Jin itu tetap pergi, dan tak menghiraukan teriakan Bandung Bondowoso. Bandung Bondowoso pun merasa begitu kesal, serta akhirnya menyelesaikan pembangunan candi yang tersisa. Akan tetapi sungguh sial, belum selesai pembangunan candi itu, pagi telah datang. Bandung Bondowoso pun gagal memenuhi syarat yang berasal dari Roro Jonggrang.
Mengetahui kegagalan Bandung Bondowoso, Roro Jonggrang kemudian menghampiri Bandung Bondowoso. Kamu gagal memenuhi syarat dariku, Bandung Bondowoso, tegas Roro Jonggrang.
Mendengar kata Roro Jonggrang itu, Bandung Bondowoso begitu marah. Dengan nada begitu keras, Bandung Bondowoso berkata: Kau curang Roro Jonggrang. Sesungguhnya engkaulah yang menggagalkan pembangunan seribu candi ini. Oleh karena itu, Engkau aku kutuk jadi arca yang berada di dalam candi yang keseribu !
Berkat kesaktian Bandung Bondowoso, Roro Jonggrang berubah jadi patung. Wujud arca itu sampai kini bisa disaksikan di dalam kompleks candi Prambanan, serta nama candi itu dikenal dengan nama candi Roro Jonggrang. Sementara candi-candi yang berada di sekitarnya disebut dengan Candi Sewu ataupun Candi Seribu. (http://shamsulaizat.blogspot.com/2012/12/cerita-rakyat-roro-jonggrang.html)

Kesimpulan    :
â  Mitos merupakan cerita bersejarah yang banyak mengandung hal gaib, yang dipercayai masyarakat tradisional sebagai ajaran adat istiadat yang segala sesuatunya harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak kualat.
â  Legenda adalah cerita yang dianggap benar-benar terjadi dan berhubungan dengan asal usul suatu tempat bersejarah dan berlatar pada masa-masa yang lebih terkini.
â  Cerita rakyat dapat berlatar kapan pun dan dimana pun, dan tidak harus dianggap nyata atau suci oleh masyarakat yang melestarikannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar