Senin, 02 Oktober 2017

KOMUNIKASI BISNIS PRODUK “KECAP BANGO” MELALUI KEGIATAN FESTIVAL JAJANAN BANGO

KOMUNIKASI BISNIS PRODUK “KECAP BANGO” MELALUI KEGIATAN FESTIVAL JAJANAN BANGO





 


SLOGAN               : Karena Rasa Tak Pernah Bohong

JUDUL BERITA   : 6-7 Mei, Festival Jajanan Bango 2017 Digelar di ICE BSD City

KOMENTAR        :
1) PRODUK                :
Menurut Saya, Kecap Bango adalah produk kecap dengan eksistensi tertinggi dibanding produk kecap lainnya. Karena kecap Bango dibuat dari bahan baku kedelai hitam “Malika” yang menjadi kekuatan rasa dan merek serta memiliki banyak keunggulan dibandingkan varietas kedelai lainnya. Selain lebih tahan cekaman fisik dan serangan penyakit, kedelai hitam Malika juga bernutrisi. Cocok sekali dengan slogannya, karena rasa dari kecap Bango tidak pernah membohongi konsumen sehingga memberi kesan kepuasan dan loyalitas tersendiri untuk selalu mengkonsumsinya.

2) BERITA PRODUK :
Kegiatan tahunan Kecap Bango ini sangat membantu sekali untuk kelangsungan hidup produk. Selain bisa dekat dengan masyarakat untuk melestarikan aneka kuliner nusantara, juga melestarikan konsumsi kecap Bango pada masyarakat.

SUMBER BERITA:
https://kabartangsel.com/6-7-mei-festival-jajanan-bango-2017-digelar-di-ice-bsd-city/



Hubungan ILMU BUDAYA DASAR dengan FAKULTAS EKONOMI

Hubungan ILMU BUDAYA DASAR dengan FAKULTAS EKONOMI

Menurut Saya, ILMU BUDAYA DASAR memiliki keterkaitan dengan fakultas ekonomi atau tepatnya ilmu ekonomi. Kedua ilmu ini berperan sebagai pedoman perilaku manusia atau pengetahuan kebudayaan dasar terhadap masalah kemanusiaan dan budaya (IBD) dan sebagai pelaksana kegiatan ekonomi dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dan berpartisipasi dalam rencana pembangunan nasional (ILMU EKONOMI).
Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh ma­syarakat Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut, sudah tentu pendekatan dan strategi pembangunan hendaknya me­nempatkan manusia sebagai pusat interaksi kegiatan pemba­ngunan spiritual maupun material. Pembangunan yang melihat manusia sebagai makhluk budaya dan sebagai sumber daya dalam pembangunan. Hal itu berarti bahwa pembangunan se­harusnya mampu meningkatkan harkat dan martabat manusia. Dengan memiliki SDM yang kompeten dan kreatif, pembangunan nasional ini juga bisa memicu pertumbuhan ekonomi.
Dengan adanya ILMU BUDAYA DASAR, manusia diharapkan dapat memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya diselesaikan secara manusiawi sebagai makhluk yang berbudaya, baik dalam kedudukannya sebagai makhluk indi­vidu, makhluk sosial, maupun makhluk ciptaan Tuhan. Lebih peka dan terbuka terhadap masalah kemanusiaan dan budaya, serta lebih bertanggung jawab terhadap masalah-masalah tersebut. Bertindak dalam melakukan sesuatu demi kemanusiaan dan atau nasional.

Contoh:
Karena akal dan budi ini, lahirlah cara dan pola hidup manusia yang berbeda dengan cara dan pola hidup makhluk lain. Sehingga pada satu sisi lahirlah usaha-usaha manusia untuk menguasai alam demi menciptakan kehidupan yang dirasanya menyenangkan. Pada sisi lain hal ini dapat dipastikan memungkinkan timbulnya berbagai masalah yang dampaknya dapat mengenai pihak-pihak lain. Baik manusia lain. makhluk lain, maupun alam pada umumnya.
Untuk memenuhi kebutuhan sesuatu barang, agar hidup manusia lebih enak, manusia memandang perlu mendirikan pabrik yang menghasilkan barang tersebut. Tentulah memerlu­kan tanah yang luas dan juga tenaga kerja yang cukup, baik sebelum, selama, maupun setelah pabrik itu dapat berproduk­si. Ternyata semua kegiatan yang menyangkut pendirian pa­brik dan pengadaan barang tersebut akan menimbulkan ber­bagai masalah; misalnya: pembebasan tanah, pengubahan fungsi lahan, hubungan kerja antara buruh dengan pabrik, pembuangan air limbah dan sebagainya.
Dengan ban­tuan bekal pendidikan Ilmu Budaya Dasar diharapkan semua masalah dapat diselesaikan secara manusiawi; dalam pengerti­an tidak sampai menimbulkan kerugikan bagi semua pihak yang terlibat. Jangan sampai masing-masing pihak hanya memandang masalah itu dari segi kepentingannya sendiri, me­lainkan juga memikirkan kepentingan pihak lain. Jelaslah sosok Ilmu Budaya Dasar bukanlah ilmu mengenai kebudayaan atau sebangsanya, melainkan ilmu yang diharap­kan mampu menjadikan manusia yang mempelajari lebih berbudaya atau lebih manusiawi.


PERBEDAAN ANTARA “HUBUNGAN ILMU BUDAYA DASAR DENGAN FAKULTAS EKONOMI” DAN “HUBUNGAN ILMU BUDAYA DASAR DENGAN FAKULTAS LAINNYA”

Hubungan IBD dengan fakultas ekonomi telah dijelaskan sebelumnya. Sedangkan hubungan IBD dengan fakultas lain adalah pengetahuan budaya-budaya menjadi ilmu disiplin (keahlian) yang dapat menciptakan teknologi atau program baru dari setiap masing-masing jurusan.

SUMBER ARTIKEL:
Widagadho Djoko, dkk. 1999. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta : PT Bumi Aksara
Martiatmodjo, BS dalam "Catatan Kecil tentang Humaniora", Kompas, 31 Maret 1983