Hubungan ILMU BUDAYA DASAR dengan FAKULTAS EKONOMI
Menurut Saya, ILMU BUDAYA DASAR memiliki keterkaitan dengan
fakultas ekonomi atau tepatnya ilmu ekonomi. Kedua ilmu ini berperan sebagai
pedoman perilaku manusia atau pengetahuan kebudayaan dasar terhadap
masalah kemanusiaan dan budaya (IBD) dan sebagai pelaksana
kegiatan ekonomi dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dan berpartisipasi dalam
rencana pembangunan nasional (ILMU EKONOMI).
Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia
Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Untuk
mencapai tujuan tersebut, sudah tentu pendekatan dan strategi pembangunan
hendaknya menempatkan manusia sebagai pusat interaksi kegiatan pembangunan
spiritual maupun material. Pembangunan yang melihat manusia sebagai makhluk
budaya dan sebagai sumber daya dalam pembangunan. Hal itu berarti bahwa
pembangunan seharusnya mampu meningkatkan harkat dan martabat manusia. Dengan
memiliki SDM yang kompeten dan kreatif, pembangunan nasional ini juga bisa
memicu pertumbuhan ekonomi.
Dengan adanya ILMU BUDAYA DASAR, manusia
diharapkan dapat memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya diselesaikan
secara manusiawi sebagai makhluk yang berbudaya, baik dalam kedudukannya
sebagai makhluk individu, makhluk sosial, maupun makhluk ciptaan Tuhan. Lebih peka dan terbuka terhadap
masalah kemanusiaan dan budaya, serta lebih bertanggung jawab terhadap
masalah-masalah tersebut. Bertindak dalam melakukan sesuatu demi kemanusiaan
dan atau nasional.
Contoh:
Karena akal dan budi ini, lahirlah cara dan pola hidup
manusia yang berbeda dengan cara dan pola hidup makhluk lain. Sehingga pada
satu sisi lahirlah usaha-usaha manusia untuk menguasai alam demi menciptakan
kehidupan yang dirasanya menyenangkan. Pada sisi lain hal ini dapat dipastikan
memungkinkan timbulnya berbagai masalah yang dampaknya dapat mengenai
pihak-pihak lain. Baik manusia lain. makhluk lain, maupun alam pada umumnya.
Untuk memenuhi kebutuhan sesuatu barang, agar hidup manusia
lebih enak, manusia memandang perlu mendirikan pabrik yang menghasilkan barang
tersebut. Tentulah memerlukan tanah yang luas dan juga tenaga kerja yang
cukup, baik sebelum, selama, maupun setelah pabrik itu dapat berproduksi.
Ternyata semua kegiatan yang menyangkut pendirian pabrik dan pengadaan barang
tersebut akan menimbulkan berbagai masalah; misalnya: pembebasan tanah,
pengubahan fungsi lahan, hubungan kerja antara buruh dengan pabrik, pembuangan
air limbah dan sebagainya.
Dengan bantuan bekal pendidikan Ilmu Budaya Dasar
diharapkan semua masalah dapat diselesaikan secara manusiawi; dalam pengertian
tidak sampai menimbulkan kerugikan bagi semua pihak yang terlibat. Jangan sampai
masing-masing pihak hanya memandang masalah itu dari segi kepentingannya
sendiri, melainkan juga memikirkan kepentingan pihak lain. Jelaslah sosok Ilmu
Budaya Dasar bukanlah ilmu mengenai kebudayaan atau sebangsanya, melainkan ilmu
yang diharapkan mampu menjadikan manusia yang mempelajari lebih berbudaya atau
lebih manusiawi.
PERBEDAAN ANTARA “HUBUNGAN ILMU BUDAYA DASAR DENGAN FAKULTAS
EKONOMI” DAN “HUBUNGAN ILMU BUDAYA DASAR DENGAN FAKULTAS LAINNYA”
Hubungan IBD dengan fakultas ekonomi telah dijelaskan
sebelumnya. Sedangkan hubungan IBD dengan fakultas lain adalah pengetahuan
budaya-budaya menjadi ilmu disiplin (keahlian) yang dapat menciptakan teknologi
atau program baru dari setiap masing-masing jurusan.
Widagadho Djoko, dkk. 1999. Ilmu
Budaya Dasar. Jakarta : PT Bumi Aksara
Martiatmodjo,
BS dalam "Catatan Kecil tentang Humaniora", Kompas, 31 Maret 1983